Daftar Blog Saya

Translate

Selasa, 01 Juli 2014

NUTRISI DALAM KROTO (TELUR SEMUT RANGRANG)

NUTRISI DALAM KROTO (TELUR SEMUT RANGRANG)
Kroto adalah nama yang diberikan oleh orang Jawa untuk campuran larva dan pupa semut penganyam Asia (terutama Oecophylla smaragdina). Campuran ini terkenal di kalangan pencinta burung dan nelayan di Indonesia, karena larva semut populer sebagai umpan ikan, dan juga sebagai makanan tambahan untuk meningkatkan ketrampilan burung-burung pedendang. Para penggemar burung memberi kroto yang kaya protein dan vitamin untuk burung peliharaannya demi kepuasan mereka mendengarkan kicauan burung yang merdu atau waktu mereka menyiapkan burung-burungnya untuk mengikuti lomba burung pedendang.
Semut penganyam dapat ditemukan mulai dari India sampai Australia dan di seluruh kepulauan Indonesia, kisaran habitatnya* luas, termasuk kawasan pesisir, hutan-hutan sekunder* dan perkebunan. Semut ini terkenal sebagai pemangsa yang agresif dan membuat sarang di pepohonan. Semut-semut ini bisa menyerbu hampir semua jenis pohon, tetapi cenderung lebih menyukai pohon buah-buahan, seperti nangka atau mangga. Koloni tertentu mungkin membuat sarang di sebuah pohon atau bahkan beberapa pohon. Ratu semut terdapat di salah satu sarang yang paling tinggi, telur-telurnya tersebar di beberapa tempat koloni lain yang berdekatan. Bentuk sarang semut penganyam paling rumit di antara sarang-sarang semut lainnya, karena spesies Oecophylla menggunakan kelenjar sutera yang sudah berkembang dengan baik di dalam larvanya untuk menganyam dan merekatkan sarang yang terbuat dari dedaunan segar – itulah asal namanya – semut penganyam.

INILAH JENIS JENIS KROTO UNTUK PAKAN BURUNG KICAU


Bagi para penggemar burung kicauan, kroto menjadi salah satu pilihan pakan yang kaya protein dan vitamin. Kroto juga dipercaya membuat kicauan burung lebih merdu dan bulu lebih mengkilap. Kroto adalah telur dari semut rangrang, yang  digunakan sebagai campuran larva dan pupa semut. Kroto digemari oleh burung-burung pemakan serangga, seperti jalak, kutilang, beo, dan poksai. Menurut jenisnya, kroto dibedakan menjadi kroto basah, kroto halus, kroto kasar, dan kroto kacang.

                                                                                               
1.Kroto basah, merupakan kroto yang paling banyak digemari oleh burung dan juga sebagai umpan pancing. Kroto jenis ini merupakan telur dan larva semut rangrang yang masih baru dengan kandungan air tinggi sehingga mudah busuk. Jika tanpa pengawetan, umur kroto basah hanya dapat bertahan sehari. Kroto basah sebaiknya disimpan di dalam lemari pendingin dan dibungkus dulu dengan kertas agar air terserap kertas. Dalam kondisi ini kroto basah dapat bertahan hingga tiga hari. Di antara berbagai jenis kroto, kroto basah mempunyai kandungan gizi yang terbaik, terutama protein mencapai 47,80%.
2.Kroto halus, berupa semut-semut pekerja kecil dan besar. Tanpa pengawetan, jenis kroto ini dapat tahan selama seminggu. Di antara berbagai jenis kroto, kroto halus merupakan jenis yang paling tidak disukai burung.
3.Kroto kasar, berupa induk semut ratu dan semut jantan. Jenis kroto ini juga dapat tahan seminggu.
4.Kroto kacang, berupa campuran ketiga jenis kroto, yaitu kroto basah, kroto halus, dan kroto kasar, ditambah dengan jenis pakan lain, seperti kacang, jagung, padi, dedak, voer, dan beras ketan. Kroto ini dapat tahan dalam seminggu, tanpa pengawetan. Di antara jenis kroto yang lain, kroto kacang mempunyai kandungan lemak tertinggi mencapai 17,07%.

Sumber : dari berbagai sumber